Kamis, Juli 23, 2020

Membuka lembaran PC baru

Alhamdulillah hari kamis, tanggl 21 Juli kemarin PC saya kembali hidup. Penuh vitalitas dan kebaruan. Casingnya sih masih jadul (dan saya senang soal itu) tapi dalamannya baru semua. Mulai dari motherboard, processor, RAM, power supply, dan tentu tambahn2 kotak penyimpan generasi baru. 1 HDD berkapasitas 2 Tera dan 1 SSD berkapasitas 240 Giga. Cukup ajib untuk sebuah PC zaman sekarang. Belum ditambah VGA card sih, tapi interior casing saya tambah dengan 2 kipas inhaust dan exhaust.

Saya berencana mencicil PC rakitan ini sejak lama. Mungkin sudah setahun lebih. Pertama kali diawali oleh niat ingin punya PC baru dengan godaan untuk main  games keren yang sering berseliweran di medsos. Saya piker asyik juga punya PC dan kembali maen games kaya dulu. Ditambah games sekarang kaya dengan gravis yang ajib pasti jauh lebih asik kalo dibandingkan sama pengalaman main game ala doom, mortal combat, atau counterstrike modal dulu. Entah kenapa godaan buat main game begitu kuat waktu itu, sehingga mendorong saya buat mencicil komponen PC secara perlahan untuk memastikan pemakaian parts yang berkualitas, mulai dari processor sampe ke VGA card. Memang ada sempet keraguan muncul, apa layak PC berbiaya tinggi dibuat cuma ingin memuaskan hasrat bermain games? Tapi keraguan tersebut akhirnya kalah, saya tetap bertekad untuk membeli parts PC.

Parts yang pertama kali dibeli adalah motherboard. Saya membelinya di BEC waktu sekalian main sama keluarga kesana. Anehnya saya membeli motherboard inipun dengan ditemani sedikit keraguan. Tapi akhirnya saya merogoh saku kalo ga salah 925 ribu untuk Asrock H310CMV yang bias pake M2. Saya pilih yang murah, tapi cukup ternama dan berasal dari generasi terbaru sehingga memungkinkan saya untuk melakukan upgrade di waktu-waktu mendatang, ga terlalu ketinggalan jauh nantinya.

Part selanjutnya yang saya cicil adalah hardisk. Saya beli 2 jenis, 1 berupa HDD dan satu berupa SSD
yang terkenal tipis dan supercepat (meski harganya mahal bro). ukuran HDD ga tanggung-tanggung, saya beli yang 2 TB alias 2000 Gigabytes. SSD pun beli yang 240 GB, lebih dari cukuplah buat nyimpan system dan program-program. Sudah lebih dari sejuta untuk 2 barang ini saja. Lumayan.

Pembelian 3 parts ini bukan sembarang beli, tapi pilihan itu semua jatuh setelah entah belasan atau puluhan jam saya melakukan kajian. Saya benar-benar berangkat dari 0 soal wawasan terbaru seputar prosesor dan perakitan computer. Ada sih pengalaman soal ini, tapi itu sudah jadi pengetahuan yang kadaluarsa. Resiko atas hasrat pengen punya PC saya jalani dengna membaca puluhan artikel mulai dari perkembangan teknologi prosesor intel, soket motherboardnya, hdd, dan lain sebagainya. Saya bener-bener ga punya konsultan tetap yang saya jadika tempat bertanya rutin. Hampir semua pengetahuan saya cari dengan cara membaca dan membaca.

Hal tersebut memang perlu dijalani karena saya tahu bahwa antara satu part dengan part lain computer itu mesti kompatibel. Jangan sampe kita beli prosesor dengan motherboard tapi ga cocok, bisa rugi bandar kita nanti. inilah resiko merakit PC sendiri, kita mesti tahu betul apa yang kita masukkan ke dalam rig PC agar PC tersebut memiliki kinerja yang optimal akibat sinergi dari masing-masing komponennya. Itulah sebabnya mengetahui perkembangan terbaru dari masing-masing parts PC adalah hal yang mutlak dikuasa oleh orang yang mau merakit PC sendiri. Repot sih memang, tapi it's worth to try. Seru juga pengalamannya.

Tapi tahukah anda, setelah selesai memberi hardisk, hasrat saya buat maen game tenggelam. Entah kenapa, sayapun lupa...hehehehe

Mungkin waktu itu saya disibukkan oleh pekerjaan lain yang cukup menyita pikiran sehingga saya tidak berminat untuk melakukan kajian lebih dalam soal parts computer yang perlu saya kumpulkan. But time went by...sampai bulan juli ini. Tiba-tiba saya membuat keputusan besar untuk melanjutkan merakit PC yang sudah setahun lewat (mungkin lebih) saya lupakan. Kali ini pertimbangna saya lebih rasional. Di saat pandemic  Covid ini anak-anak mulai sekolah tahun ajaran baru, kasian liat mereka belajar dari hp melulu. Sayapun tidak setiap hari ada di rumah, laptoppun tentu di bawa ke kantor. Oleh karena itu keputusan saya untuk melengkapi cicilan parts PC menjadi bulat.

Memang masih ada godaan untuk main games, tapi tidak sebesar dulu. Rupanya niat yang benar buat urusan PC ini bikin saya maki mantap mengeluarkan uang yang cukup besar buat beli sisa komponen yang belum lengkap. Besar atau kecil relative kali ya, seringkali buat urusan yang sepele kita juga mau mengeluarkan uang cukup besar. Tapi untuk beli barang yang bermanfaat kita seringkali berpikir biayanya terlalu mahal. Padalah manfaat yang didapat melebihi biaya yang dikeluarkan.

Dalam waktu 1 atau 2 hari sayapun belanja semua keperluan PC di marketplace. Biar ga terombang-ambing keraguan saya belanja sekaligus (nyaris) semuanya. hehehehe. Seperti procesor, RAM, keyboard dan mouse, wifi, monintor, serta power supply. Sayapun kepikiran beli aksesoris lain yang perlu seperti fan dan ekstensi USB 3. Belakangan saya beli juga kabel stop kontak merk broco yang lumayan mahal.

Btw, belanja saya ini adalah belanjanya lelaki. yaitu belanja yang penuh pertimbangan. Salah satu pertimbangan tentu adalah efisiensi. Kalo bias beli yang murah kenapa beli yang mahal. Ini penting karena di saat ini pengeluaran untuk sekolah anak sudah sangat besar. Sempat saya beli power supply seken yang ternyata produknya mengecewakan. Saya retur ke sellernya di Jakarta dan akhirnya saya beli yang baru di kosambi dengan harga yang lebih mahal.

Setelah semua lengkap saya rakit PC. Tapi sebelumnya ada kerjaan besar, yaitu membersihkan casing lama dan mengeluarkan dalemannya yg jadul (yaitu motherboard dengan Pentium 4-nya). Masih jalan ternyata setelah dicoba dengan PSU. Alhamdulillah, saya dapat merakit semua dengan tertib, tidak tergesa-gesa, sambal terus berdoa semoga langkah saya ga ada yang salah. Sebagai pemula dan amatir, saya takut bener kalo PC ketika sudah jadi nanti ga bisa nyala. Hehehe.

Saya menikmati perakitan itu dengan pelan dan hati-hati. Saya bahkan membersihkan casing lama dengan perasaan dan syukur atas kehadirannya yang sudah memberikan saya bantuan besar dulu ketika kuliah. Saya bisa memasang mother board, prosecor, hardisk, dan ram dengan lancar. Bagian yang rumit pun seperti memasang kabel-kabel bisa terlaksana dengan sukses! Saya bahkan sempat melakukan manajemen kabel sehingga kabel-kabel yang berseliweran dan membingungkan itu bisa rapi dan enak dipandang di dalam rig PC saya. Lumayanlah buat seorang amatir. Hehehe

Setelah semua siap, tibalah saat-saat dihidupkannya PC. Semua kabel sudah tersambung dan lalu....
si PC ga mau hidup!

Saya lupa kemarin itu letak masalahnya di mana, tapi setelah diotak-atik dikit, pencet lagi tombol on dan...
Tadaaaaaaaaa.....
Si PC hidup dengan warna fan biru yang menyala di dalam casing.

Alhamdulillah senangnya.

Ada beberapa kendala di awal, seperti kesulitan buat install driver di awal. Tap ternyata saya ga perlu melakukan itu. Cukup langsung saja install windows. Driver2 diinstal belakangan saja.

Di hari ini PC berfungsi dengan baik dan lancar. Ada perasaan puas menyelusup di hati saya, Sense of achievement ini menyenangkan, hehehe...Sayapun men-setup meja PC agar bersih dan rapi dari barang-barang. Biar workplace-nya selalu nyaman buat digunakan, oleh siapa saja dan kapan saja.

Semoga PC ini awet dan bisa memberikan manfaat yang besar buat saya, keluarga, dan juga buat sebanyak-banyaknya umat. Amiin.




0 komentar:

Posting Komentar