Jumat, Juli 30, 2010

Berhenti Sejenak

Sesekali berhentilah sejenak. Tunda dulu aktivitas, dan simpan beban itu di tempat aman. Agar kita tidak risau berkelanjutan. Hiruplah napas dalam-dalam...hayati, hargai setiap volumnya yang memenuhi rongga alveoli. Menutup mata akan sangat membantu, terlebih jika kita terlampau lelah memandang warna. Toh ternyata menutup mata sebentar saja tidak membuat kita rugi. Malah ada ketenangan yang lama kita cari.

Berhentilah sesaat saja. Lamanya tidak seberapa. Dibandingkan jutaan menit yang kita pakai untuk mencari hura. Dibanding jutaan Joule yang kita kerahkan dari masa ke masa. Ini bukanlah aktivitas melamun atau mengantuk. Ini bukan pula aktivitas populer seperti bernyanyi dan berbincang panjang.

Dan janganlah menduga bahwa berhenti sejenak akan membuat waktumu melayang terbuang. Jika nanti waktunya kita paham, kita 'kan tahu bahwa ternyata jarang sekali kita meluangkan waktu sejenak - untuk kebaikan diri.

Sesekali marilah berhenti. Sebari menutup pintu-pintu 'rencana' yang berkeliaran di dalam kepala. Jika kita tidak menyimpan dan menyisakan waktu untuk menyendiri, maka kerepotan juga rasa ruwet itu ga akan pernah meninggalkan kita.

Sesekali ayolah berhenti. Tinggalkan dulu bicara-bicara yang membuat penat, tinggalkan komputer yang terus menghembuskan radiasi, tinggalkan dulu orang-orang yang kebanyakan minta simpati.

Mari berhenti untuk kebaikan kita sendiri. Mari beri kesempatan nurani ini bicara dengan tabiatnya yang asli. barangkali ada teguran yang ingin dia sampaikan buat kita yang sudah lama abai. Atau siapa tahu dia ternyata mau membisiki rahasia penting yang alpa dari pengetahuan kita, luput dari pengawasan mata. Atau malah dia ingin sekali memberi tahu sesuatu barang dan peristiwa berharga yang selama ini dicari namun tak kunjung ketemu.

Mari berhenti dan beri dia ruang untuk bangun dan bergerak. Mungkin geliatnya walau sedikit jauh lebih memberi makna daripada bangun dan geraknya badan kita di setiap hari.

0 komentar:

Posting Komentar