Aku memanggil cinta yang dulu pernah ada
Tak sekedar 'ada', bahkan rasa itu begitu membara
Meletup-letup di belahan dada sampai kadang terasa membuncah memecah sukma
Aku panggil karena ia seolah sembunyi dari definisi rasa
Aku memanggil cinta yang telah jadi motif semua manusia
Yang darinya ditulis berjilid-jilid cerita
Tak terhitung dan dan patahnya jutaan pena
Karena beratnya derita dan kuatnya kesan yang ditinggal syair-syair cinta
Aku memanggil cinta yang bisa merobohkan gunung
Bahkan semangatnya sanggup membelah lautan
Yang sanggup membius pecinta bertahun-tahun hanya untuk merenung
Menggunting memori-memori lain seolah tak berkesan lalu disimpan dalam lipatan
Aku memanggil cinta, lalu kenapa ia tak menyahut
Seperti jernih telaga yang menyambut musafir lembut
Seperti dongeng lama yg ditutur sebelum malam larut
Seolah ia terjepit di antara kulit yang mengkerut
Ooohh.tapi ternyata syahwat itu tak ekuivalen dengan cinta
Cinta lebih mulia dan ada banyak cara
Cinta memang bisu tapi ia pasti bicara
Cinta bukan birahi,bahkan ia rela sesaat membunuhnya
Cinta membutakan tapi sering memaksa membuka mata
Cinta melenakan tapi kerap menyingkap realita
Cinta begitu mengguncang tapi berakhir dengan tenang jua
Intiplah sedikit pintu syukur, sadarlah ternyata aku hidup di taman cinta
Teranglah sudah ia bermetamorfosa dari satu wujud ke wujud lainnya
Bahkan terasa sangat bahwa cinta itu justru makin membara
Menuju ke satu bentuk yang paling sempurna
Senin, April 15, 2013
15
Apr 2013
Posts by : Admin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar