Ketika berpikir keras, mending jangan mengeluh. Karena itu jalan untuk mensyukuri nikmat akal sehat
Ketika bekerja keras, mending jangan mengeluh. Karena itu bagian dari mensyukuri nikmat badan sehat
Ketika berolah raga keras, mending jangan mengeluh. Karena itu cara mensyukuri kondisi fisik yang sedang prima
Saat sakit menimpa, mending jangan mengeluh. Karena itu cara Allah mengampuni sebagian dosa yang lalai kita taubati.
Saat merana, mending jangan mengeluh. Karena nikmat yg kau terima sejak
lahir hingga detik ini terlalu melimpah dan tak pantas disandingkan
dengan setitik derita yang sedang dirasa.
Dalam setiap kondisi yang tidak kita sukai, sebenarnya masih jauh lebih banyak bagian yang justru harus disyukuri.
Lalu kenapa kita banyak mengeluh ?
Kita banyak mengeluh karena terlalu sibuk memikirkan keinginan yang belum tercapai, dibandingkan mengingat kebutuhan yang sudah dipenuhi.
Kita gemar mengeluh sebab tidak bisa melihat kebaikan yang tersembunyi di balik yang 'tampak'.
Kita terus bergelut dengan keluhan karena 'kaca mata' kuda yang kita pelihara, menyebabkan cakrawala pandangan sempit terbatas. Hanya melihat itu-itu saja. Kesulitan-kesulitan semata. Luput dari melihat berkah.
Kita menikmati keluh kesah sebab terbiasa melenakan jiwa, tidak menempanya dengan beban berat dan kesulitan. Kita mengizinkan keadaan untuk melemahkannya, padahal kita berkuasa untuk menjadikannya kuat.
Adakalanya kita mengeluh karena mengira bahwa kita orang paling teraniaya di dunia. Paling sengsara di kolong langit dan penjuru semesta. Padahal sangat mungkin di dekat kita ada yang hidupnya tidak seberuntung kita. Maka tengoklah bagaimana orang lain bisa menangani deritanya tanpa keluhan.
Malah tak selamanya derita itu membinasakan, dengan taufik-Nya kita bisa membalikkan keadaan.
Bahwa derita yang seolah menggerogoti tapi tak bisa membuat kita mati, justru berbalik akan menjadi suplemen penguat diri.
Kita banyak mengeluh karena terlalu sibuk memikirkan keinginan yang belum tercapai, dibandingkan mengingat kebutuhan yang sudah dipenuhi.
Kita gemar mengeluh sebab tidak bisa melihat kebaikan yang tersembunyi di balik yang 'tampak'.
Kita terus bergelut dengan keluhan karena 'kaca mata' kuda yang kita pelihara, menyebabkan cakrawala pandangan sempit terbatas. Hanya melihat itu-itu saja. Kesulitan-kesulitan semata. Luput dari melihat berkah.
Kita menikmati keluh kesah sebab terbiasa melenakan jiwa, tidak menempanya dengan beban berat dan kesulitan. Kita mengizinkan keadaan untuk melemahkannya, padahal kita berkuasa untuk menjadikannya kuat.
Adakalanya kita mengeluh karena mengira bahwa kita orang paling teraniaya di dunia. Paling sengsara di kolong langit dan penjuru semesta. Padahal sangat mungkin di dekat kita ada yang hidupnya tidak seberuntung kita. Maka tengoklah bagaimana orang lain bisa menangani deritanya tanpa keluhan.
Malah tak selamanya derita itu membinasakan, dengan taufik-Nya kita bisa membalikkan keadaan.
Bahwa derita yang seolah menggerogoti tapi tak bisa membuat kita mati, justru berbalik akan menjadi suplemen penguat diri.
0 komentar:
Posting Komentar