Sabtu, Januari 01, 2011

Malam Tahun Baru Euy

Tepat jam 00.00 di tahun 2011,

Sambil mendengar letupan-letupan keras mercon dan kembang api. beberapa menit lamanya meletup-letup, ditambah meriah oleh warna-warna kembang api sampai mencerahkan malam tahun baru ini. 1 jam Sebelumnya saya sempat keluar rumah menjemput kakak di stasiun, otomatis jadi beriringan dengan orang-orang yg mau turut memeriahkan malam tahun baru ini di alun-alun, dago, dan gasibu. Entah ke mana tujuan mereka sebenarnya, karena ada beberapa alternatif tempat yg menawarkan kemeriahan malam ini.

Di antara mereka ada pasangan muda-mudi, orang tua dan 1 atau 2 orang anaknya, atau yg belum punya gaetan, cukup bersama teman sepergaulan, ada yang jalan kaki meniup-niup terompet ada jg yg berkendaraan motor roda 2. Sementara itu, di mobil-mobil juga terlihat banyak keluarga yang antusias. Sepertinya nenek, bibi, aki, dan ceuceu2 mau 'gaul' malam itu melihat kembang api yg ramai setahun sekali.

Sebenarnya acara-acara di televisipun turut meramaikan pergantian tahun. Film box office seru ditayangkan 3 sesi berturut-turut hingga lepas shubuh nanti. sementara stasiun tv lain menayangkan malam2 pergantian tahun baru di Ancol, TMII, atau ada laporan langsung dr berbagai tempat di tanah air yang menjadi pusat keramaian di wilayahnya. Tengoklah juga gang-gang sempit di lingkungan sekitar rumah, para pemuda, orang tua, dan tak ketinggalan anak-anak 'gatel' semua ingin berada di luar rumah. Sejak sore motor-motor sudah menyala, terompet melengking-lengking bikin kepala kejang-kejang. Pokoknya, di manapun Anda berada, Tahun baru menawarkan kemeriahan untuk dinikmati semua kalangan.

Buat pebisnis, tahun baru berarti menarik napas lega setelah menghitung keuntungan di akhir tahun dan menutup buku. Termasuk bagi kaum industriawan yang mengintip celah masa depan untuk menggenjot produksi dan penjualan mereka di tahun mendatang sambil berlibur di hotel ternama di Bali atau Singapura bareng keluarga. Buat lembaga pemerintah, ada rehat sejenak setelah minggu-minggu belakangan disibukkan dgn laporan dan pemeriksaan keuangan.
Buat tukang baso yang mangkal dekat terminal, tahun baru barangkali artiya menambah cadangan baso dan mie buat dijual. buat pedagang dadakan, ini saatnya menjual terompet buat dijajakan di pinggir jalan semalaman.

Sementara saya.....
Saya adalah orang yang senang mengamati kelakuan orang-orang di menjelang setiap akhir tahun. Itu saja. Barangkali di akhir taun ini semua anggota keluarga libur, jadilah ia kesempatan buat bareng liburan ke suatu tempat. Barangkali itu yang mendorong teman-teman umumnya sepakat mengambil cuti di minggu terakhir Desember. Atau ada motivasi ingin merayakan tahun baru ini secara spesial dan penuh warna?entahlah dan terserah lah.
Tapi buat saya, Saya ga pernah antusias merayakan tahun baru di alun-alun, gasibu, ataupun semisal Bali dan Pangandaran. Ga pernah minat dengan konser musik di sana, pesta kembang api, atau sekedar hang out dan jalan kaki.

Biar secara teknis, pergantian tahun berarti banyak terhadap pemrograman aktivitas kerja atau bisnis. Tapi nilai keberartian sesuatu bernama 'waktu' tidak ditentukan oleh penamaan yang diberikan orang sebagaimana ia juga tidak bergantung pada cara bagaimana kebanyakan orang mengartikan dan memperlakukannya.
Apakah dengan merayakan tahun baru secara meriah kita otomatis meraih sukses di tahun mendatang. Ataukah setidaknya kita tersemangati untuk mengisi tahun tersebut dengan penuh nuansa sukses? Saya rasa belum tentu. Untuk tipikal kebanyakan kita, menyusun rencana sukses saja belum tentu bisa. Kenapa? karena kita tak terbiasa dgn rencana...

Apakah dengan merayakan tahun baru hidup kita akan menjadi tercerahkan? Semangat kita akan semakin berkobar? Dan jiwa pengorbanan kita semakin meningkat? Adakah nilai-nilai luhur dan mulia dari perayaan semacam ini akan muncul dan berbekas pada jiwa orang-orang yang merayakanya ?

Yang kita lakukan adalah Kita hanya senang berhura-hura saja dan mengikuti pola yang dilakukan kebanyakan orang. Dan memang kita bahagia, gembira bisa menikmati keramaian bersama di malam tahun baru. Tapi apakah kemudian malam itu jadi begitu berarti dan bermanfaat untuk kita? ataukan ia adalah salah satu cara pelepasan stres dan wahana bersenang-senang semata? Sementara kita kehilangan kemampuan untuk menghargai waktu demi waktu yang kita miliki yang di setiap hari kita awali dengan bangun pagi. Kita tidak pernah menemukan cara untuk menjadikan hari-hari kita istimewa lalu menduga bahwa dengan merayakan hari A, memeriahkan hari B, memperingati hari C secara otomatis akan membuat hari tersebut istimewa secara substansial dan terasa berbekas di jiwa setiap kita.

Tentu tak mengapa untuk ikut bergembira di tahun baru, selama kita bisa mengenali konsep diri kita terhadap waktu yang tidak pernah memberi ampun untuk menggilas orang-orang yg tidak mengisinya dengan ilmu, amal soleh, dan ketakwaan.

Secara singkat, kita lah yang menjadikan waktu kita bernilai, bermakna, dan terasa indah di jiwa. Bukan karena penamaan orang dan aktivitas yang menyertainya. Kecuali waktu-waktu yang Allah sendiri mengistimewakannya, seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan waktu istimewa lain yang Tuhan suntikkan sendiri serum-serum kebaikan di dalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar